Maaf , saya tidak akan menyombongkan Jember dengan kekayaan alamnya , saya tidak akan menyombongkan prestasi yang telah didapat kabupaten saya ini , saya tidak akan bercerita tentang sejarah tempat kelahiran saya ini , saya juga tidak akan menceritakan potensi sumber daya dan letak geografisnya, Anda bisa mencari itu semua di Google . Namun, saya ingin menulis tentang penyakit yang sedang diderita Jember , tepatnya oleh masyarakat Jember.
JEMBER ,
menurut Kemendagri jumlah penduduk Jember adalah sekitar 2jt jiwa dengan luas Kabupaten sekitar 3jt Km2 ,, ya ,, intinya ga terlalu rame , juga ga terlalu sepi .. Masih layak disebut "Kabupaten Berkembang"
ironisnya dari 2jt jiwa tersebut yang disebut masyarakat "Modern" hanya 1/6nya , iya , masyarakat yang bisa disebut modern adalah masyarakat yang tinggal di daerah pusat kabupaten . 5/6nya adalah masyarakat pinggiran yang kebanyakan Buta Huruf , rata-rata tidak lulus SD , SDM rendah , tingkat pendapatan rendah , saya tidak bilang miskin , tapi kurang mampu . Rata-rata mereka adalah buruh tani yang tidak memiliki sawah .
Copyright to Widham Fransyah
Copyright to Widham Fransyah
Sekarang mari kita bahas masyarakat "modern" Jember , masyarakat yang berada di pusat kabupaten . kebanyakan dari mereka (saya tidak bilang seluruhnya) menganggap jauh lebih nikmat , lebih hidup, lebih keren, lebih bergengsi berada di kota-kota besar , sebut saja Surabaya , Malang , Jakarta. Tidak sedikit yang bermigrasi dari Kabupaten saya ini menuju kota-kota yang saya sebutkan tadi , dengan alasan "mencari masa depan yang lebih baik"
Apa yang menarik ?
Masyarakat yang 5/6 mendapat sedikit di Jember , tapi memberi banyak untuk Jember
Masyarakat yang 1/6 diberi banyak oleh Jember , tapi memberi sedikit untuk Jember
Saya yakin , orang yang membaca ini adalah orang 1/6 tadi , orang-orang pusat kabupaten . Saya ingin membantu menyadarkan kepada anda apa yang salah .
Jika menurut kalian Jember adalah kota yang sepi :
1. Silahkan lihat kabupaten tetangga kita , perhatikan mana yang lebih sepi
2. Silahkan lihat Kota Surabaya , Ibukota Jakarta , bagaimana macetnya , bagaimana tingkat kriminalitasnya .
Kesimpulan : Jember bukan tempat yang sepi , juga bukan tempat yang ramai , Jember layak dihuni , tidak membuat stress dengan kemacetannya atau terlalu heningnya.
Jika menurut kalian Jember tidak menjanjikan masa depan :
1. Silahkan lihat pemilik House Music , Silahkan lihat Dynand Fariz , Silahkan lihat pemilik Apotik Bima
2. Jangan menutup mata terhadap teman/kerabat/saudara yang tidak sukses , yang terpaksa harus pulang kampung , karena tidak mampu dengan kejamnya kota besar. Jangan melihat mereka yang sukses saja , coba bandingkan yang gagal dan yang sukses , temukan sendiri faktanya
Kesimpulan : Suksesnya seseorang tidak ditentukan oleh dimana dia berusaha , tapi ditentukan oleh potensi dan kemampuan dia .
Jika menurut kalian tidak ada yang menarik di Jember
BUKA GOOGLE ..
ini sedikit foto dari Sahabat/kakak/guru saya
Copyright to Widham Fransyah
Copyright to Widham Fransyah
Copyright to Widham Fransyah
Copyright to Widham Fransyah
Copyright to Widham Fransyah
Apa kalian tidak malu sama penggagas proyek ini ? dia cakoyong menggagas proyek ngeblog untuk mencintai Jember , tahukah kalian dia bukan orang asli Jember . Jika kalian memang orang Jember , asli Jember , besar di Jember , saya bertanya , apa yang sudah kalian lakukan untuk Jember ?
saya hanya ingin menyembuhkan penyakit masyarakat Jember dengan mengatakan jika #JEMBERISTIMEWA